Pagi ini terasa sangat berat untuk dilalui. Banyak pekerjaan rumah yang belum selesai kukerjakan. “Yah… namanya juga anak sekolah Re”. Itulah yang sering aku dengerin dari Mas Fahmi tetanggaku yang hanya menyelesaikan sekolah dasar saja. Entah kenapa dia begitu, akupun tak pernah ingin menanyakannya.
Oke, kembali dari awal, pekerjaan rumah ini tak pernah kunjung terselesaikan. Mungkin karena otakku yang tidak sanggup menampung apa yang diajarkan guru. Tapi aku tak bodoh-bodoh amat. Itulah yang sering dikatakan sahabat-sahabatku. Mereka Fera, Sanni, Mita, dan Rosi. Kami satu kelas dari SMP hingga sekarang. Hebat bukan…
Dan pagi itu lonceng sekolahku pun akhirnya berbunyi, setelah lama ku tunggu-tunggu.
“Besok kita ada PR sejarah lo, Re…?“ kata Mita antusias.
“Jadi??” jawabku tak mengerti.
“Lo kamu kok gak mengerti sih. Kamu nggak ngerjain emangnya??” tanya Fera.
“Gimana ya,, sepertinya aku gak bisa. Soalnya banyak banget tugas dari Ketos (Ketua OSIS) yang belum aku selesaikan. Aku minta tolong dong ama kalian buatin tugas sejarahku. Tapi kalau aku bisa mengerjakannya ntar aku kerjain sendiri kok. Yah… yah... Tolong dong…”
“Ya deh, yang sekretaris OSIS. Sibuk ni ceritanya.Tapi ntar kita usahain ya...,” jawab sahabatku bersamaan.
“Makasih yah...”
***
Malamnya, aku sibuk mengerjakan tugas dari Ketos yang tidak tahu diri itu dengan tenang. Sampai akhirnya. Munculah SMS dari Sanni.
“Re, Sorry banget tugas kamu nggak sempat kita buatin. Sorry ya Re.”
Sialll…Kata kata itulah yang pertama kali muncul di otakku. Gimana ini.Biarpun panik aku tetap membalas SMS dari Sanni.
“Yahh. Ya udah deh. Tapi kalau kalian sempat tolong buatin dong.Punya kamu udah siap belum San??
Tenot tenot... akhirnya sms ku dibalas kilat
Punya kami semua udah Re. Kami dibuatin sama Rosi.
Dan Akhirnya aku jatuh lemas dan hampir menangis. Kenapa mereka menyelesaikan tugas itu tanpa punyaku? Kenapa mereka nggak mau bantuin aku. Kenapa??? Seribu pertanyaan menghampiri otakku..
Aku salah apa? Biasanya mereka juga sering minta bantuanku.. hiks… hiks… aku salah apa?
Namun tangisku tak jadi pecah sejak kedatangan Ketos tidak bertanggung jawab itu ke rumahku.
“Kamu kenapa Re…?” tanyanya
“ Ngapain kamu kesini?Mau ngasih tugas lagi?,” kataku geram
“Maksud kamu apa sih. Aku gak ngerti,” katanya heran.
“Udahlah… jangan pura pura bego. Aku udah capek tahu. Cepat kasih tugasnya! Kalau perlu sampai segunung…!!!” bentakku.
“Aku tidak mengerti maksud kamu. Tapi yang jelas aku mau bilang kalau tugasnya digantiin sama Anti aja. Kayaknya kamu lagi sibuk banget,” kata Rudi
Hiks… hiks... akhirnya tangisku pecah.. di depan Rudi.
“Kamu kenapa sih?? Ngomong dong aku salah apa??”
“Kamu gak salah.Tapi… teman temanku…” Akhirnya kuceritakan semua yang terjadi malam ini.
Lalu, Rudi langsung keluar dan pergi dengan sangat cepat.. Aku rasa dia pulang ke rumahnya. Dan tak peduli denganku. Namun, Rudi datang lagi dan dia membawa tugas yang disuruh oleh Bu Sinta guru sejarah kami. Dan dia langsung mengatakan, “Kalau tugas ini udah aku selesaikan lama..Saat ibu itu bilang Rabu depan dikumpul aku udah mengerjakan 2 tugas, sekaligus punya Yopi. Tapi besok Yopi nggak datang. Dia sedang ada urusan dari hari ini sampai besok, jadi tugas ini buat kamu aja. Kamu udah banyak banget nolongin aku. Sekarang giliran aku yang nolongin kamu. Jangan nangis lagi yah.
“Thanks ya Di…“ Hanya kata kata itu yang keluar dari mulutku. Aku terkejut melihatnya aku nggak menyangka kalau Rudi itu baik.
***
Aku pun bercerita tentang masalah yang menimpa aku dan sahabat-sahabatku padanya. Dan dia mengatakan, Sinta dan yang lainnya yang memberi tahu bahwa aku punya banyak tugas yang diberikan olehnya. Dan ternyata mereka sedang ada di rumah Rudi untuk mengerjakan tugas itu. Aku gak mengerti apa yang mereka tujukan. Tapi, Aku tahu itu pasti maksud yang baik buatku. Aku terlalu buruk sangka kepada semua orang. Itulah sifat buruk yang harus aku hilangkan.
Yang lebih mengherankan lagi.
“Re, aku udah lama banget mau bilang, kalau sebenarnya aku itu sayang banget sama kamu. Aku memberi kamu tugas supaya kamu selalu nungguin aku pulang dan ketemu terus sama aku.Tapi terserah kamu mau jawab kapan pun.Aku bakalan terus menunggu kamu Re,” kata Rudi.
Kali ini aku nggak bisa ngomong.. biarkan saja Rudi menunggu aku sampai aku tahu jawabannya...
Awas yah Kaliiaaaaaaaaannnnnnnn….. teriakku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda Comment di Siko :