Senin, 22 November 2010

Antrean Penumpang di Loket Check-In Garuda Bandara Cengkareng Mengular


Imbas kekacauan jadwal penerbangan Garuda gara-gara penerapan sistem baru, berlanjut hingga hari ini, Senin (22/11/2010). Saat ini, terjadi penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta (Cengkareng). Antrean di loket check-in pun mengular.

Pantauan detikcom pukul 05.30 WIB, antrean penumpang untuk check in di loket Garuda di Terminal 2 F (domestik) sangat panjang. Suasana di bandara tersebut juga seperti pasar malam. Bahkan, karena panjangnya antrean, akhirnya sebagian penumpang dialihkan untuk check in di loket pemberangkatan internasional.

Rangga, seorang penumpang Garuda yang akan berangkat ke Surabaya, sudah diping-pong beberapa kali. "Tadi, saya antre di check in domestik. Tapi, kemudian dipindah ke check in ke loket internasional. Sekarang saya dipingpong lagi ke loket ini," kata Rangga, yang antre di loket internasional.

Rangga tidak yakin akan diterbangkan ke Surabaya sesuai jadwal. "Saya seharusnya berangkat pukul 06.00 WIB. Tapi sampai sekarang, check in belum selesai juga," kata dia.

Hingga pukul 06.00 WIB, suasana di check in internasional Garuda semakin ramai. Sebab, para penumpang domestik, sudah semakin banyak yang dipindah ke loket ini. Diprediksi akan banyak sekali penumpang yang terbang sesuai jadwal.

Manajemen Garuda sudah menjelaskan mengenai kekacauan penerbangan Garuda tersebut dan meminta maaf kepada para penumpangnya. Penyebab penundaan penerbangan ini lantaran maskapai milik pemerintah tersebut saat ini sedang menerapkan sistem baru.

"Selama ini kita punya 3 sistem yang memonitor pergerakan pesawat, ada sistem yang memonitor pergerakan para awak kabin, ada juga sistem yang memonitor jadwal penerbangan. Sistem ini masing-masing berdiri sendiri," kata Kepala Komunikasi Garuda Indonesia Pujobroto saat dihubungi detikcom, Minggu (21/11/2010) malam.

Dari 3 sistem monitor yang awalnya dipisahkan, kini Garuda sedang menjajal penggabungan 3 sistem tersebut atau yang dikenal dengan istilah Integrated Operational Controll System (IOCS). "Jadi sistem yang awalnya sendiri-sendiri kemudian diintegrasikan menjadi satu," imbuhnya.

Namun demikian, meskipun sistem telah disiapkan dengan matang dan tentunya telah dilakukan beberapa kali ujicoba, namun saat diterapkan sistem tersebut masih melesat dari harapan. "Nah walaupun sudah disiapkan, disimulasikan, tapi karena ini menyangkut banyak data, maka masih ada kendala," jelas Pujo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda Comment di Siko :